10 Mei 2009

Kembali ke Senayan, Kembali Menulis...


KAMPANYE yang amat menyita waktu, tenaga, dan pikiran, telah membuat diriku nyaris tak punya waktu untuk bisa sejenak berselancar di dunia maya.

Apalagi sinyal indosatm2 pun tak optimal di daerah Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri. Tiga kabupaten ini daerah pemilihanku (Jawa Tengah IV) sebagai caleg pusat (DPR RI) dalam pemilu 9 April 2009.


Alhasil, karena jarang sekali ngenet, maka blog milikku ini pun cukup lama terbengkelai, tak terisi oleh tulisan-tulisan baru dan segar. Baru sekarang ini, sekitar seminggu setelah aku kembali ke Jakarta, untuk ngantor lagi sebagai staf ahli anggota DPR, aku baru bisa mulai menulis blog lagi. Semoga cukup lamanya aku raib dari halaman-halaman blog ini tidak terlalu mengecewakan para pembaca atau pengunjung sekalian; para sahabatku yang rajin menengok lembar demi lembar halaman blog ini.

Yah,begitulah, ketika kita terjebak rutinitas pekerjaan yang terlalu menyita waktu, tenaga, dan pikiran seperti kampanye pemilu tadi --nyaris tanpa jeda atau waktu senggang-- kenyataannya memang membuat kita sulit menulis. Jangankan menulis, yang lebih membutuhkan ketenangan pikiran dan kadang juga inspirasi, untuk membaca buku-buku ringan pun sulit sekali kulakukan. Bagaimana tidak, pagi bakda subuh, sekitar jam 5, sudah ada tamu atau pendukung yang menunggu ingin bertemu. Sementara tengah malam pertemuan-pertemuan baru selesai diadakan dan saya sampai rumah atau bisa beranjak tidur pun sering ketika menjelang waktu subuh pula.

Untung saja masa kampanye ini tidak terlalu lama, sebab jika berlangsung setahun lebih misalnya, maaf, bisa jadi para politisi yang otaknya pas-pasan pun bakal semakin bodoh. Ini lantaran mereka tak sempat membaca buku atau belajar lagi pengetahuan baru. Dan akibatnya, kepentingan rakyat yang diwakilinya pun kian terabaikan. Apalagi jika sudah otak pas-pasan, hati nurani juga hampir tidak punya lagi. Dipastikan politisi busuk kian memenuhi gedung wakil rakyat kita yang seharusnya terhormat itu.

Maka, aku bersyukur sekali kini bisa kembali ke Senayan dan memililiki waktu luang untuk menulis lagi. Walaupun aku senang bergaul dengan rakyat kecil di pelosok-pelosok desa di daerah pemilihanku, akan tetapi pertemuan-pertemuan yang formal dan nyaris tanpa henti tiap hari itu memang betul-betul membunuh aktivitasku menulis. Jika pertemuan informal berupa ngobrol-ngobrol sehari-hari dengan rakyat kecil sih tak masalah. Justru aktivitas begini yang selalu membuatku rindu pulang ke kampung halaman dan menjadi hiburan tersendiri bagiku. Namun pertemuan kampanye itu biasanya bersifat formal, dengan aku sebagai caleg menjadi pusat perhatian di tengah banyak orang, yang tentu saja amat melelahkan. Formalitas dan rutinitas sering membuat kita kehilangan kreativitas. Karena itulah para pekerja seni atau penulis yang membutuhkan kreativitas tinggi lazimnya enggan berbusana formal, emoh pula bekerja yang membutuhkan disiplin atau rutinitas tinggi.

Aku sendiri walaupun bekerja di kantor, tetapi pekerjaanku sebagai staf ahli masih menyisakan ruang senggang cukup banyak. Misalnya hari Sabtu dan Minggu serta malam hari yang bisa kumanfaatkan untuk refleksi dan kontemplasi pribadi. Pada saat-saat leissure-time beginilah aku biasanya dapat menuangkan ide-ide kreatif untuk blog-ku. Jarang aku menulis blog di kantor. Selain suasananya terlalu ramai dengan tamu-tamu yang sering hilir mudik --sehingga menggangu konsentrasiku, aku juga mencoba tidak menyalahgunakan jam kantoranku untuk aktivitas di luar urusan kantor. Bagiku menyalahgunakan jam kantor atau fasilitas kantor untuk urusan pribadi atau urusan di luar kantor sudah termasuk perbuatan korupsi, meskipun mungkin korupsi dalam skala kecil atau ringan.

Tetapi, aku selalu mengingat pesan Aak Gym: jika kita ingin mengubah sesuatu, mulailah dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai saat ini juga. Mungkin masih butuh puluhan tahun bagi bangsa kita untuk bisa memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya. Namun, jika belum berhasil menyikat korupsi yang besar-besar dan sistematis, setidaknya aku sudah ikut memberantas korupsi sejak dini, sejak dari diri sendiri. Kebetulan inilah salah satu tema kampanyeku: tidak korupsi sejak dini sampai mati. []

Tidak ada komentar: