14 September 2008

Menyesal Lahir Lebih Dulu


Kadang-kadang aku agak menyesal telah lahir ke dunia lebih dulu. Bukan takut keburu mati atau tua. Melainkan karena aku melihat generasi setelahku begitu pintar teknologi, bahkan sejak usia yang sangat dini. Maklum, anak-anak sekarang pada usia SD saja sudah diajari komputer atau berselancar via internet. Sementara pada zamanku mainan anak-anak SD adalah ketapel, kelereng, atau berburu jangkerik di sawah. Apalagi masa kecilku memang kulalui di desa. Akibatnya aku kerap menjadi gaptek alias gagap teknologi jika berhadapan dengan anak-anak zaman kini. Anak bosku, si Riri, misalnya, baru kelas 5 SD sudah mahir YM-an (baca: chatting dengan Yahoo! Messenger), punya account Friendster sendiri, bahkan juga sudah mahir bikin animasi dan mengerti Facebook.

Namun aku sadar, kelahiran atau kematian semuanya adalah wilayah prerogatif Allah. Aku yakin, semuanya pasti telah direncanakan Allah dengan baik. Sebab hanya Dia-lah satu-satu-Nya Sang Maha Pembuat Rencana. Seperti juga sabda Rasulullah, "Jodoh, mati, dan rezeki adalah rahasia Allah." Maka, daripada menyesali masa lalu atau waktu kelahiran yang lebih dulu, lebih positif aku berusaha mengejar ketertinggalan dari generasi masa kini. Untuk itulah hari ini aku membeli dua buku panduan membuat blog karya Dominikus Juju dari MataMaya Studio, terbitan Elex Media Komputindo. Buku pertama berjudul Seri Penuntun Praktis Blogspot, buku kedua 101 Tip dan Trik Blogspot.

Oya, sebetulnya aku sih sudah mulai membuat blog, di blogger, yang antara lain mulai kuisi tulisan ini. Namun, aku mengalami kesulitan dalam melakukan pengaturan halaman blog-ku ini agar tampil lebih indah dan menarik. Untuk itulah, aku merasa memerlukan buku panduan. Mudah-mudahan kedua buku tersebut ada gunanya dalam membantuku mengejar ketertinggalan dari anak-anak sekarang yang telah lebih dulu "hijrah" ke dunia maya.

Pas masih mukim di Yogya atau Sragen dulu (jadi sebelum aku migrasi ke Jakarta kini), aku merasa belum begitu membutuhkan akses ke dunia maya begini sih. Maklum, kedua kota itu masih sangat memanjakan warganya untuk bisa bertemu secara langsung alias face to face. Namun situasi Jakarta yang nyaris tiap hari macet dan waktu yang hampir selalu habis di kantor atau jalanan, membuatku memang kian membutuhkan sarana virtual untuk dapat menjalin komunikasi dengan teman-temanku. Apalagi sebagian besar teman-temanku tersebar ke seantero Indonesia. Dengan menggabungkan diri ke jaringan maya, aku menjadi lebih mudah saling bertukar kabar dengan teman-temanku itu, sekaligus lebih gampang mendapatkan teman-teman baru sekaligus informasi baru pula.

Begitulah ceritanya, kenapa aku akhirnya merasa perlu ngeblog juga, meski awalnya aku lebih suka menjadi sosok yang nonblok alias bisa diterima beragam kalangan yang plural...hehe...apa hubungannya? Embuhlah :).




Tidak ada komentar: